Surat Terbuka untuk Hijaberz di Seluruh Dunia
Saya punya ikatan sentimental dengan para hijaberz. Jikalau
duduk di dekat mereka serasa ingin langsung membawanya lari ke kantor KUA
terdekat, atau langsung memberinya seperangkat alat shalat plus emas, yaa
0,0004 gramlah. Tapi yaa apa boleh buat saya ini hanya sekedar santri urakan
yang mungkin tidak pantas bagi kalian wahai para hijaberz.
Saya memang pengagum hijab, tapi
bukan seorang hijaberz. Tapi jujur saja melihat para hijaberz yang hilir mudik
itu meneduhkan sehingga tidak butuhlah payung hitam untuk menutupi terik
matahari, atau genteng yang berstandar SNI sekalipun hanya untuk melindungi
diri dari air hujan, cukuplah anda wahai para hijaberz mondar-madir di depan
saya, hujan dan terik matahari akan mampus secara ototmatis.
Akhirnya saya berani untuk menyimpulkan meskipun kadang masih
belum sepenuhnya percaya, bahwa ternyata hijaberz itu jauh lebih nyandu
ketimbang kokain atau sekaleng lem aibon. Apalagi kalau dia berada dalam radius
5 meter dari kita, maka satu drum tuak oplosan pun tak akan mampu menandingi
candunya. Jadi, bukan cuman agama saja yang candu, hijaberz juga ~
Oke, tanpa panjang lebar, ini surat saya untuk kalian para
hijaberz di seluruh dunia:
“Dear kamu yang memakai
jilbab itu, dirimu ah sungguh khitbahable bagi setiap kerongkong pemuda alim
yang berjidat hitam-dongker, sungguh aura taqwamu begitu putih memancar hingga
malaikat pun iri oleh parasmu yang aduhainya subhanallah.
Hidup mu yaa ukhti hanya akan sia-sia bila berteman bersama orang-orang
beriman, karena Tuhan akan tahu bahwa tidak ada proses dakwah di antara kamu
dan dia. Semoga saja kelak kau dipinang oleh para bajingan, pembangkang dan
pemalas seperti saya agar kelak ada transfer keimanan dan ketaqwaan di sana.
Dan bila itu terwujud, bolehlah kita bersama-sama membangun rumah tangga
dengan fondasi ketaqwaan kepada Allah, setiap malam kita tahajud bareng, shalat
subuh berjamaah lalu kau mencium tanganku dan di siang harinya marilah kita mengepalkan
tangan berdemo sambil mengibarkan bendera Palu
Arit!”
Modyar!
Post a Comment