Jangan Bersedih! Motivasi dari Hamza Yusuf



Sadarilah, semua yang terjadi adalah kehendak Allah. Kau tak boleh depresi. Kalau kau melupakan Allah, kau akan depresi. Kau akan berpikir semua terasa hitam dan kelam. Kita sebagai muslim tidak boleh seperti itu. kita percaya dengan akhir yang indah.

Peradaban Barat berakar dari tragedi. Kalau kau lihat mahakarya sastra Barat, semua cerita tragis, akhirnya buruk, semua jiwa mati. Cara pandang seorang muslim tidak seperti itu. Cerita dalam Quran semuanya berakhir baik. Bacalah Quran, semuanya berakhir baik. Yang baiklah yang akan menang.

Betapapun suram situasimu, itulah dunia: tempat paling rendah. Kita ada di tempat paling bawah. Dari sini hanya ada jalan ke atas. Sungguh, hanya ke atas. Akan kuberi saran untuk semua dan diri saya: demi Allah, tempat ini (dunia), didesain untuk menghancurkan hatimu. Kalau kau mencari bahagia di dunia, kau di tempat yang salah.

Sebagai contoh, kalau Allah memberimu pasangan hidup yang buruk sifatnya kau bisa keluar dari situasimu, dan mungkin saja mendapat gantinya, yang juga buruk atau kau tidak mendapat gantinya dan merasa kesepian. Lalu kau berharap kembali dengan pasanganmu itu, karena setidaknya ada teman mengobrol.

Lalu contoh yang lainnya. Berapa banyakkah orang kaya yang kau kenal, orang yang sangat kaya, namun diuji melalui anaknya yang mempunyai anak pembangkang. Lihatlah keluar sana. semua orang diuji. Kau pikir dia bahagia karena mempunyai rumah besar, mobil mewah, padahal dalam hatinya dia berpikir: “Aku ingin seperti dulu, walaupun keadaanku kurang, karena setidaknya aku bisa tertidur pulas, sekarang ini untuk tidur saja aku harus minum obat.”

Semua orang diuji. Sangat langka ada manusia yang hidupnya selalu bahagia dan indah. Ibnu Abbas berkata, “fondasi dunia ini adalah cobaan.” Ketika kau sedang mendapat kebahagiaan, semua terasa mudah, begitu mudahnya kita melupakan Allah saat kita diberi nikmat. Dan betapa sulitnya melupakan Allah ketika kita dilanda kesulitan.

Sahabat Nabi berkata, “ketika hidup terasa mudah, akan diikuti dengan kesulitan dan ketika terasa sulit maka kemudahan akan datang.” Maka para sahabat lebih memilih untuk menunggu kemudahan, daripada menunggu kesulitan.

Ada sebuah hadist lain yang kuat, “Ibadah adalah menunggu kemudahan dari Allah ketika engkau sedang dilanda kesulitan.” Jadi bila para muslim bersudut pandang seperti itu, maka akan sadar bahwa jika mereka bersabar dengan cobaannya, artinya mereka sedang beribadah.

Bisa saja kau sedang duduk di rumah, sedang menggantungkan diri pada Allah; maka kau sedang beribadah. Tapi kalau kau sedang mengeluh, “kenapa saya begini dan begitu ?”, dan merasa malang, semua begitu suram dan gelap, maka Allah akan memberimu lebih banyak hal untuk dikeluhkan, hal yang lebih berat.

Ada sebuah hadits yang mengatakan, “Jika kau mengeluhkan bencana kecil, maka Allah akan memberikan bencana yang lebih besar.” Ibnu Abbas berkata, “dalam setiap ‘nikmah’ ada tiga ‘ni’mah’”, artinya dalam setiap cobaan, tergantung tiga anugerah. Anugerah pertama: musibahmu bisa saja lebih besar. Anugerah kedua: musibahmu musibah duniawi, bukan agama.

Misal kau kehilangan uang, itu hanya uang. Tapi jika kau kehilangan agamamu, kau kehilangan semuanya. Maka itu (kehilangan uang) merupakan sebuah anugerah. Pikirkanlah, Ibnu Abbas tidak berkata, “Jangan berikan kesulitan”, bukan begitu doanya. Tapi dia berdoa, “Jangan berikan cobaan pada keyakinan kami.”

Kita semua pasti akan diuji. Karena itulah sifat dunia, jadi kamu pasti akan diuji. Semoga bukan keyakinanmu yang diuji, tapi hal duniawi. Kalau kehilangan pekerjaan, jawab saja, “Alhamdulilah aku tidak kehilangan shalatku”, atau “Alhamdulilah aku tidak kehilangan iman”, ataupun “Alhamdulilah masih ada tempat berwudhu dan shalat.” Karena pekerjaan datang dan pergi, tapi kalau kau kehilangan agamamu, hanya Allah yang tahu apakah kau akan bisa dapatkan lagi.

Dan anugerah yang ketiga: musibahmu terjadi di dunia. Selama musibahmu terjadi di dunia ini, maka itu anugerah. Karena masalah sesungguhnya adalah musibah di akhirat. Jadi jika kau renungi dan sadari, sesungguhnya engkau berada dalam anugerah.

Demi Allah, kita semua akan diuji, beberapa mungkin kelihatannya diuji dari yang lain, tapi sesungguhnya seluruh umat sedang diberi anugerah ini. Palestine, Kashmir, Shishan, dimanapun. Harus kita sadari bahwa kita semua berada dalam anugerah karena kita memiliki Allah, sementara para kuffar mereka tidak mempunyai tuhan. Kita punya Allah. Dan selama kau memiliki Allah, mereka takan bisa mengambil apa-apa darimu.

Maka dari itu semua yang kau inginkan, ada dengan Allah. Jadi kalau kau punya Allah, kau memiliki segalanya. Kalau kau tidak punya Allah, tak akan ada yang bisa membuatmu bahagia, takan ada. Kalau kau tak punya Allah, pada akhirnya semua akan membawa kesengsaraan. Demi Allah itulah kenyataannya.

Referensi:

Secara keseluruhan isi artikel di atas adalah terjemahan dari ceramah Hamza Yusuf di youtube: Dont be sad



No comments