Hoax Khilafah
Hehe
pernah jadi simpatisan HTI bersama Mochammad Fadly. Saking cintanya dengan tujuan
mulia organisasi ini, saya pernah kena prank sama anak-anak asrama di pondok
dulu. Kalau saja mereka merekam lalu mengupload ke yucub, besar kemungkinan
akan fayreul
Jadi,
sekitar 7,5 tahun yang lalu itu, saat duduk di bangku Aliyah (SMA) saya seperti
ingin berkontribusi nyata dalam membangun peradaban Islam sesuai dengan apa
yang diinginkan HTI. Fadli juga sama, bahkan lebih crazy gitu dari saya: dia ingin jadi
khalifah.
Kupikir
ini anak sudah gila apa gimana kok ingin jadi khalifah. Tapi usahanya mengejar
cita-cita mulia jadi khalifah membuatnya rajin beribadah, tahan banting
belajar, sesekali berkuda-memanah-berenang, membaca tabloid Suara Islam dan
Media Umat. Segala aktivitasnya itu ia upayakan akan menjadi next Al Fatih.
Itu
sisi positifnya.
Nah
repotnya, fanatisme buta ini dimanfaatkan dengan seksi oleh teman seasrama.
Saya yang pada waktu itu sedang menyantap indomie tetiba mendapat sebuah telpon
dari seseorang yang mengaku sebagai panitia acara konsolidasi umat. Dia mengajak
saya untuk ikut bergabung dalam barisan para mujahid.
Mendapat
undangan telpon secara eksklusif seperti itu membuat saya merasa dibutuhkan
dalam kerja-kerja peradaban. Saya lantas mengajak Fadli. Sesuai dengan minat
bakatnya menjadi khalifah, tanpa pikir panjang Fadli langsung mengiyakan. Kita
bergegas menuju masjid Agung Ciamis tempat acara itu berlangsung.
Saat
berkendara motor menuju masjid Agung Ciamis saya mengimajinasikan diri saya
sebagai pembela agama Allah, sementara yang tidak ikut konsolidasi hanyalah
pihak-pihak yang nantinya akan merasakan kenikmatan di bawah naungan khilafah
ala HTI.
Tapiiiii...
Setibanya
di masjid Agung Ciamis, kok tidak ada tanda-tanda peradaban besar akan muncul.
Tidak ada banner, bendera, atau pun buletin Al Islam yang biasa berserakan. Di
masjid itu yang ada hanya suara gema takmir tua yang sedang mengeja bacaan
Quran.
Hati
saya kecewa. Begitu pula dengan Fadli. AKhirnya saya menghubungi panitia acara
konsolidasi umat menyongsong Khilafah itu. Beberapa detik saya menunggu, setelah
itu diangkat.
Bajigurrrr
tenan. Saya dan Fadli kena prank anak-anak seisi asrama. Saat pulang dan tiba
di asrama, mereka terbahak-bahak kegirangan menyaksikan dua manusia bigot kena
hoax.
Pada
waktu itu ingin sekali saya menutup muka dengan kain kafan.
Post a Comment