Sapiens dan Dongeng



Sapiens selalu membutuhkan dongeng. Saat revolusi industri 1.0 yang ditandai penemuan mesin uap meletup, dongeng-dongeng lama seperti feodalisme, khilafah, dan kerajaan tidak mampu menahan laju kota-kota industri, akhirnya Sapiens menciptakan dongeng baru berupa fasisme, komunisme, dan liberalisme.

Perlu biaya sekolah mahal seperti revolusi di berbagai negara, dua kali perang dunia, dan sekali perang dingin untuk akhirnya liberalisme dan turunannya tampil sebagai pemenang tunggal. Paham ini kemudian disebar di seluruh dunia. Francis Fukuyama menyebutnya sebagai the end of history. Liberalisme dianggap sebagai satu-satunya dongeng yang disukai Sapiens.

Akan tetapi, kedatangan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan biotek dan infotek mulai meragukan keabsahan dongeng liberalisme ini. Kehadiran Donald Trump dan gagasan Brexit dianggap sebagai awal dari kehancuran liberalisme. Karena itu, bagi Yuval Noah Harari, Sapines sekarang berada dalam kebingungan massal sebab tidak ada dongeng alternatif untuk dipegang. Cepat atau lambat Sapiens akan jatuh dalam jurang tanpa dongeng.

Dongeng apa yang sesuai dengan revolusi industri 4.0? Kalau pun dongeng baru tercipta, apakah biayanya berupa perang dunia seperti sebelumnya? Apakah Indonesia siap menghadapi perang nuklir? Lebih dulu mana perang nuklir atau pernikahan saya? Saya benar-benar merasa bingung.

No comments