Google di Usia 20 Tahun
Hari ini Google ulang
tahun yang ke-20. Jika kita ibaratkan Google seperti manusia Indonesia pada
umumnya, maka sekarang ini dia sedang duduk di bangku semester 5 (dengan
catatan setelah lulus SMA langsung kuliah).
Kalau dia anak
ushuluddin, maka bahasan yang paling disukainya takan jauh dari tema-tema
perenungan, kedirian atau jati diri, sok-sok-an jadi anak pluralis yang cinta
toleransi, kadang-kadang punya pikiran nackal tentang tuhan dan agama. Kadang
juga suka menuding kalau kemunduran umat Islam berkat Imam al-Ghazali mengkritik
filsafat.
Kalau Google anak
fisipol, sekarang ini sedang asyik-asyiknya membahas sosialisme dengan semua
angan-angannya, terbuai dengan pikiran-pikiran kiri, terpesona dengan mimpi-mimpi
utopis Marx, dan kadang mengangkat Tan Malaka sebagai tokoh panutan. Apalagi
kalau dia sekaligus ikut organisasi kemahasiswaan, maka lagu favorit yang akan
diputar sepanjang waktu adalah Darah Juang.
Tapi kalau dia anak PUTM,
berarti sekarang ini dia sedang sibuk membuka situs Rumaysho untuk menjawab
fatwa. Hahaha.
Akan tetapi, di
usianya yang ke 20 tahun itu Google bukanlah mahasiswa biasa seperti kita. Di
usia yang sangat muda seperti itu, Goolge merupakan manusia dengan segudang
otoritas keilmuan. Dia mampu menjawab segala jenis pertanyaan dari segala
bidang ilmu: agama, filsafat, ekonomi, politik, fisika, biologi, ilmu nujum, semuanya.
Tidak heran bila gelar yang ia miliki juga begitu banyak: syaikh, profesor, dan
mbah.
Padahal Imam Syafi’i
di usia 20 tahun baru berangkat ke Madinah untuk belajar dan setoran hafalan
kitab al-Muwaththa’ kepada Imam Malik.
Google tanpa berguru ke ulama besar sekali pun sudah mendapat julukan “syaikh”.
Di usia 20 tahun, dia telah mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat mampu
menjawab berbagai jenis pertanyaan keagamaan.
Nah, kamu di usia 20
tahun sedang sibuk apa? QS. Al ‘Ashr 1-3: mengingatkan; “Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya
mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Post a Comment