Masih Mending Orang Liberal



Masih mending orang Liberal. Ketika mereka membuat pernyataan tentang agama yang kadang nyeleneh bahkan ngawur, tetapi mereka sukses memancing gairah intelektual umat Islam. Mereka mencari pembenaran atas klaim semua agama benar dengan membawa-bawa nama Ibnu Arabi, bagi saya menarik karena kita jadi terpancing untuk kembali membuka pembendaharaan klasik yang begitu kaya. Demikian pula tentang kepemimpinan kafir, nikah beda agama, LGBT, dan lain-lain.

Walau pun mereka salah dan ngawur, tapi bacaan mereka luas, sebab untuk mempertahankan sesuatu yang salah biasanya butuh banyak bahan agar dapat membantah balik. Dalam hal ini kita dapat mengejar bahkan melampaui khazanah intelektual mereka.

Nah yang repot adalah komedi-komedi berbungkus hujatan agama. Menggunakan konsep-konsep kunci dalam agama dijadikan joke-joke murahan. Ketika kita melayangkan protes, kita malah dituduh memiliki selera humor yang rendah. Padahal kalau diukur dari set-up dan punch line, barangkali ust. Abdul Somad jauh lebih baik bila dibandingkan dengan semua komika. Tapi beliau tidak merendahkan agama, tidak dengan agama apa pun, kita dapat ilmu, dapat hiburan juga. Bila ust. Abdul Somad dianggap tidak lucu, apakah sense of humor kita mulai bergeser?

Yang bikin repot dari kehadiran komika-komika itu adalah set up dan punch line yang mereka buat, serta satir-satir yang mereka ciptakan, tidak dapat dibantah dengan ilmu-ilmu serius seperti teori-teori ushul fikih atau khazanah kalam kita. Kalau sedikit-sedikit pakai dalil, kita malah dituduh kaku, rigit, ortodoks, gak punya selera humor yang baik. Tapi kalau dibiarkan akan semakin liar juga. Mereka memang bukan orang-orang berpendidikan tinggi, tetapi daya pengaruhnya begitu dahsyat, ledakannya lebih dahsyat dari JIL dan komunitas Salihara.

Kalau kita menampilkan komika yang “islami” untuk membantah setiap hujatan yang mereka lontarkan, bagi saya itu bukan solusi yang cerdas. Sebab mereka akan beranggapan seolah sedang “diroasting”. Dan mereka menyukai hal itu.

Solusi yang sampai sekarang paling efektif adalah dengan mengajak anak-anak muda untuk hijrah. Walau tidak dibangun dengan konsep yang kokoh, setidaknya dengan dakwah pop yang mereka lakukan sukses menggenjot anak muda untuk menghafal quran dan hadis, membuat komunitas relawan masjid, mengadakan kajian, memotivasi untuk shalat setiap hari, serta melupakan masa lalu mereka yang kelam. Meskipun ada beberapa aspek yang kurang dari mereka, seperti kadang terlalu tenggelam dalam kubangan baper, tapi mereka sukses membawa anak muda lebih mencintai agamanya.

No comments