Tentang Kebenaran


Kebenaran itu bersifat mutlak sekaligus relative. Mutlak jika kebenaran memiliki tolak ukur yang tertulis dalam sebuah perangkat hukum, seperti kitab suci dalam konteks agama, atau perundang-undangan dalam konteks kenegaraan. Oleh karenanya, dalam neraca kebenaran mutlak, perkara nilai benar-salah harus disandarkan kepada suatu hukum, ia bersifat pasti karena ada satu parameter, karena ada ukurannya.

Relative karena kebenaran adalah makhluk hidup, ia terus berkembang, mengevaluasi dan memperbaiki yang dianggap ‘salah’. Dalam kebenaran relative ini tidak mesti salah atau benar, tapi tidak bisa semuanya dibenarkan dan disalahkan. ‘kan relative. Maka neraca kebenaran ini sangat tergantung pada alat memperoleh pengetahuan tersebut, baik indera, akal, pengalaman maupun hati (intuisi). 

Dalam bahasa ushul fiqh, sesuatu yang Allah belum tetapkan hukumnya, membiarkan agar manusia berfikir untuk mengisi kekosongan hukum yang Allah biarkan itu disebut maskut ‘anhu. Di sana, ijtihad terbuka lebar. Dan kebenaran menjadi relative, sebab tidak ada standar baku yang sudah ditetapkan oleh Allah. Maka, para ulama yang membahas suatu hukum yang belum Allah tetapkan hukumnya, atau maskut ‘anhu, disebut persoalan furuiyah.

Persoalan furuiyah berbeda dengan ushuliyah. Ushuliyah sifatnya mutlak, rigid, kaku dan tidak bisa diubah. Misalnya Allah itu Esa, Allah itu ada. Sementara furuiyah sifatnya elastik, evolutif, dan evaluative yang bisa diubah sewaktu-waktu. Misalnya persoalan muamalah seperti jual beli. Maka dari itu bagi saya kebenaran relative terbuka untuk didiskusikan atau diperdebatkan untuk menguji seberapa jauh ‘kebenaran’ versi dirinya dengan ‘kebenaran’ orang lain, agar berkembang dan lebih baik lagi.

Anda boleh menganggap orang salah, tapi tidak boleh merasa paling benar sendiri. Bisa jadi kebenaran ada di pihak musuh, atau mungkin kebenaran ada di pihak yang sedikit menyatakan ‘kebenaran’. Atau barangkali kesalahan ada di pihak kita, dan apa yang kita yakini sebagai ‘kebenaran’ mungkin sebuah kesalahan.


4 comments:

  1. Kalau agama yang paling benar? Kan punya kitab suci masing-masing.

    ReplyDelete
  2. Agama yang paling benar ituuuuuuuu yang tunduk-patuh terhadap Tuhan (al-Islam)...

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Memang. Yahudi nama suku, Budha nama orang, Kristen nama tempat...

      Delete