Imagined Reality
Baru-baru
ini saya membaca buku yang cukup fenomenal, judulnya Sapiens, dikarang
oleh Yuval Noah Harari, sejarawan asal Israel. Buku ini menjadi menarik karena
ditulis bukan dengan bahasa yang dingin seperti kebanyakan buku-buku sejarah
yang membosankan. Harari memiliki kualitas berlebih ketika membicarakan
sejarah. Dia mampu membawa pembaca ke sudut-sudut peristawa sejarah dengan
jenaka, mengungkap fakta sejarah dengan set up yang rapi, dan memberikan
pemahaman akan keruwetan sejarah dengan puncline yang tak terduga.
Saya
menduga akan menyelesaikan buku itu dengan durasi yang agak lama untuk ukuran
buku setebal 480an halaman. Tapi lantaran pembawaan Harari yang telah saya
sebutkan di atas begitu menyenangkan, secara tak terduga saya mampu merampungkan
Sapiens hanya dalam tempo 2 minggu. Rekor baru terpecahkan dalam hidup
saya khatam sebuah buku serius dengan waktu yang relatif singkat. Karena itulah
sebagai bentuk rasa syukur, saya akan memberikan satu segmen yang menarik dari
buku ini tentang mengapa hanya spesies manusia yang menguasai Bumi ini dan
bukan singa, jerapah atau kuda nil? Harari memiliki jawaban yang unik terkait
masalah ini.
Menurut
Harari, satu-satunya kemampuan manusia yang menjadikan mereka unggul dibanding
spesies lain adalah kemampuan mereka untuk “Imagined Reality”, atau mengimajinasikan
realitas. Pasca Revolusi Kognitif, manusia hidup dalam realitas ganda. Satu, realitas
yang dapat dirasakan dengan panca indera seperti sungai, batu, pohon. Dua, realitas
yang sama sekali tidak dapat dirasakan oleh indera seperti keadilan, kesetaraan,
negara, negara, nilai mata uang dan sebagainya. Menurut Harari, realitas yang
dikhayalkan (Imagined Reality) menjadi semakin digdaya, sehingga kini
kelestarian sungai, pohon, dan singa bergantung pada kemurahan hati
entitas-entitas yang dikhayalkan tadi.
Akibat kemampuan ini, Homo Sapiens memanjat ke anak tangga
puncak rantai makanan di benua tertentu dan setelahnya menjadi spesies paling
mematikan dalam riwayat planet Bumi. Dalam beberap ribu tahun, nyaris semua
raksasa Australia lenyap. Mamoth, dinosaurus, atau hewan-hewan lainnya terpaksa
harus berevolusi bahkan punah. Sapiens adalah hewan buas
yang tidak pernah puas. Rantai-rantai makanan di seluruh ekosistem di Bumi ini
putus dan ditata ulang. Itulah perubahan paling penting di ekosistem dalam
berjuta-juta tahun disebabkan temuan Sapiens akan Imagined Reality.
Misalnya,
simpanse dan bonobo merupakan sepupu manusia yang paling dekat, akan tetapi
mereka tidak seperti Sapiens yang memiliki kemampuan Imagined Reality. Sehingga,
apabila ada pertarungan antara 2 ekor simpanse melawan 2 orang manusia, dapat
dipastikan simpanselah yang akan menang. Namun apabila 1000 simpanse melawan
1000 manusia, maka hasilnya mutlak akan dimenangkan manusia. Alasannya karena 1000
simpanse kalau ditempatkan di waktu dan tempat yang sama, hasilnya mereka akan
kacau, sementara kalau 1000 manusia ditempatkan waktu dan tempat yang sama, mereka
akan bekerja sama walaupun satu sama lain tidak saling mengenal secara pribadi.
Mengapa? Sebab manusia memiliki kemampuan Imagined Reality.
Imagined
Reality atau realitas yang dikhayalkan mampu
untuk merekatkan antar Sapiens secara efektif. Orang asing dalam besar bisa
bekerja sama dengan sukses asalkan meyakini mitos bersama: sebuah nilai dan imaji yang mampu menyatukan beragam Sapiens yang
tidak saling kenal ke dalam satu ikatan perasaan kebersamaan. Mitos-mitos
ini oleh Harari antara lain adalah tentang keberadaan dewa-dewa, hak asasi, kemerdekaan,
keadilan, keseteraan, negara, komunisme, kapitalisme, nasionalisme, dll.
Kekuatan mitos-mitos inilah yang menggerakkan tekad manusia beradad-abad
lamanya untuk tetap secara tidak sadar bersepakat mempertahankan kerja sama.
Harari
memberi contoh tentang negara. Sebagaimana kita tahu negara berakar dari mitos
kebangsaan bersama. Secara indera kita tidak dapat mencium bau “negara”, tidak
bisa melihat rupa “negara”, juga tidak mungkin dapat meraba permukaan “negara”,
atau mengecap rasa dan mendengar suara “negara”, sebab negara bukanlah realitas
positif seperti pohon, sungai dan gunung, ia adalah “mitos” dan “fiksi” atau dalam
bahasa Harari disebut realitas yang dikhayalkan tadi. Menurut Harari, dua orang
Serbia yang tidak pernah saling bertemu akan mempertaruhkan nyawa untuk saling
menyelamatkan karena keduanya yakin akan keberadaan negara Serbia.
Itulah
mengapa persaudaraan 212 mampu mengumpulkan 7 juta Sapiens di tempat dan waktu
yang sama tanpa terjadi kekacauan lantaran mereka memiliki satu mitos yang diyakini
secara komunal. Spesies lain tidak akan mampu berkumpul dalam satu komando di
tempat dan waktu yang sama seperti mereka, sebab hanya Sapiens-lah sang pemilik
“Imagined Reality”.
Melalui
Harari saya jadi paham QS. Al-Hujurat ayat 10 bahwa seluruh orang beriman itu
bersaudara.
👍👍👍
ReplyDelete