Presiden 2044, Siapkah Anda ??
Assalamualaikum Wr. Wb.. gimana kabarnya ? sehat yak ? sehat nggak ? sehat yak ?! Oke, kali ini saya mau ngebahas soal cita-cita saya yang ingin menjadi Persiden Republik Indonesia tahun 2044-2054 M hahaha (itu pun kalo masih ada NKRInya).
Pepatah klasik mengingatkan bahwa “berbicaralah, supaya saya dapat melihat dan mengenal anda”.. lalu pepatah lain oleh Martin Luther, si doi mengatakan “siapa yang pandai bicara maka dialah manusia. Sebab berbicara adalah kebijaksanaan dan kebijaksanaan adalah berbicara”. Saya selalu ingin menjadi pembicara atau berbicara didepan. Karena, konon, bicara menunjukkan bangsa, bicara juga mengungkapkan apakah anda orang terpelajar atau kurang ajar..
mengingat kembali tentang seorang kopral kecil, veteran Perang Dunia II berhasil naik menjadi kaisar Jerman, Ya si kumis aneh Hitler hehe.. dengan tegas Hitler mengatakan bahwa keberhasilannya disebabkan oleh kemampuannya berbicara.. kurang lebih ungkapannya seperti ini "setiap gerakan besar di dunia ini dikembangkan oleh ahli2 pidato dan bukan oleh jago2 tulisan.."
Ketika saya pidato |
Apakah memang benar hanya berbicara yang bisa menjadi penguasa pemirsa yang budiman ?? oh ternyata tidak! tidak sama sekali! selain pandai beretorika, pintar dalam retorika tulisan pun penting.. kita ingat ketika Thomas Robert malthus menggagas teorinya pada 1798, yang menulis tentang kepanikan akan dampak meningkatnya jumlah penduduk pengaruhnya terus menyebar ke seantero dunia termasuk ke telinga Dan Brown, Inferno.. mengapa ? karna tulisannya mempunyai sebuah retorika! hehe
Sejarah membuktikan bahwa tulisan dapat berdampak sangat dahsyat.. Tulisan dapat menggulingkan sebuah rezim atau sebaliknya mencegah perang, tulisan dapat membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa, mengasah otak, dan mendatangkan rejeki hehehe..
Para pemimpin2 kita terdahulu (dan sekarang) juga menulis buku.. Presiden pertama RI terkenal dengan bukunya Di Bawah Bendera Revolusi dll..
Presiden Indonesia yang juga terkenal aktif menulis adalah Gus Dur.. Berbekal keluasan pengetahuan dan wawasan keilmuan hasil pergulatannya dengan buku, Gus Dur piawai menulis.. Buku2nya yang populer antara lain “Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman” berupa kumpulan tulisan mengenai pemikiran Gus Dur, “Gus Dur Menjawab Kegelisahan Rakyat” merangkum 24 artikel Gus Dur dalam harian KOMPAS, dan “Islamku Islam Anda Islam Kita” berisi esai-esai Gus Dur dari sudut pandang korban dalam hampir semua kasus yang dibahas, tanpa pandang bulu. (Sumber: Biografi Gus Dur, )
Mungkin itu hanya secuil bukti konkrit bahwa pemimpin atau calon penguasa itu harus bisa bicara dan menulis hehhee.. itu sebabnya bukan hanya memerlukan dialektika dan retorika yang mempuni agar kalian (kita dan kami) bisa dianggap sebagai "Agent of Change" tapi juga tulisan..
Presiden RI 2044 M |
Dialektika adalah diskusi antara dua orang, retorika adalah satu orang kepada orang banyak.. Dialektika berfungsi untuk mencari kebenaran, retorika berusaha menunjukkan kebenaran yang telah terungkap.. Dialektika menjawab pertanyaan filosofis umum, retorika menjawab yang lebih spesifik, dan praktis. Dialektika berkaitan dengan kepastian, retorika berujung pada kemungkinan.. semua itu harus dipelajar agar tidak terseok-seok oleh kerasnya zaman postmodern ini hehehe
Oke, tanpa panjang lebar, sebenarnya saya hanya curhat karena dari zaman SMP sampai saat ini saya selalu bercita2 menjadi PRESIDEN.. hehehe mungkin terdengar lucu, geli bahkan mual yak ?? tapi ini serius bersal dari hati yang paling dangkal MEN!! ada yang tidak percya ?? sudah percaya saja!
mengingat penjelasan diatas tentang pandai retorika dan dialektika dibarengi dengan pandai menguasai pemikiran orang lain dalam tulisan, sekarang pertanyaannya adalah apakah teman2 sudah melihat secara empiris dan analisis bahwa saya sanggup menjadi PRESIDEN ?????? hahaha
KUDU DIJAWAB HUKUMNYA FARDU 'AIN
Post a Comment