Tidak Ada Ilmu yang Tidak Cocoklogi
Vitruvian Man karya Da Vinci |
“Ini ilmiah, jangan cocoklogi terus.” Kalimat yang bernada
murung ini sering saya temui di beberapa diskusi dunia maya: twitwar dll,
seakan menggambarkan potret buram pemikiran bangsa Indonesia yang pendek dan
jauh dari kata kritis. Jika dipahami dalam konteks ini, cocoklogi ditunjukan
untuk manusia-manusia yang mempunyai pemikiran konspiratif, segala sesuatu yang
berbentuk mata satu dan segitiga, itu Freemason. Sempak Hello Kitty yang
berbentuk segitiga dalam posisi imut dengan menutup satu matanya pun bisa
dianggap antek Fremason Yahudi!
“Yah, ulama itu mah emang doyannya cocoklogi!” Berbeda dengan
yang pertama, kalimat murung ini ditunjukan untuk mereka yang senang mencocokan
ayat-ayat Suci dengan temuan fakta ilmiah termutakhir. Seperti ada kecocokan
antara teori big bang dengan
ayat-ayat yang ada di dalam Kitab Suci tentang awal permulaan alam semesta.
Menurut mereka yang anti dengan cocoklogi, kesesuaian antara ayat dengan fakta
ilmiah hanyalah sebuah kebetulan bukan kebenaran.
Jadi, apa sih sebenarnya cocoklogi itu ? mengapa banyak orang
seakan anti dengan cocoklogi ?
Cocoklogi berasal dari dua suku kata: Cocok dan logos (logi). Cocok dalam KBBI mempunyai arti: sama benar, tidak berlainan, sepadan dan sesuai. Sedangkan kata logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sabda atau buah pikiran yang diungkapkan dalam perkataan, pertimbangan nalar atau arti. Namun pada perkembangannya arti logos digunakan sebagai sebuah disiplin ilmu, seperti Zoologi, Biologi dan lain-lain. Nah, bila digabungkan antara cocok dan logos atau logi, maka cocoklogi mempunyai arti ilmu tentang “mencocokan” antara yang satu dengan yang lain.
Jika cocoklogi dipahami sebagai ilmu “mencocokan”, maka
sejatinya semua ilmu pengetahuan sering melakukan cocoklogi berjamaah. Apalagi
sains. Sains adalah pelaku cocoklogi terbesar sepanjang sejarah dibandingkan
Zakir Naik dan Harun Yahya. Setiap yang dikatakan sains, semuanya cocoklogi!
Ketika Sains menawarkan sebuah teori, maka teori sains itu akan dianggap
sebagai fakta ilmiah tatkala ada “kecocokan” di dalamnya. Sebut saja gravitasi.
Dulu gravitasi hanyalah teori, sekarang menjadi fakta, sebab ada “kecocokan”
antara teori dan fakta. Sains melakukan cocoklogi. Astagfirullah. *Usap dada
Selain sains, ilmu sosial pun demikian. Karl Marx seorang
panglima perang komunisme pernah berpendapat bahwa konflik yang selama ini
terjadi karena adanya pertentangan kelas antara kelas buruh dan borjouis.
Kemudian pendapat Marx ini dianggap cocok dengan fakta bahwa ada beberapa kasus
di dunia ini tentang panasnya hubungan buruh dan pengusaha. Nah, you can see ? Teori konflik dari Marx
ternyata ada kecocokan dengan fakta. Hmm, diam-diam pengagum Marx juga sering
cocoklogi ternyata. Itu kan kebetulan. LOL.
Banyak contoh dan persitiwa yang selalu menggunakan
cocoklogi. Apalagi hubungan antara dua disiplin ilmu yang saling melengkapi,
saling mencintai. Seperti halnya kisah cinta antara geografi dan politik,
jadilah anak yang bernama geopolitik. Ini cocoklogi! Adanya kisah asmara antara
geografi dan budaya, kemudian lahirlah anak yang bernama geokultur. Cocoklogi
lagi. Duh ternyata mereka juga sering cocoklogi, yah.
Jadi, apa yang mau saya sampaikan adalah satu disiplin ilmu
tidak bisa berdiri sendiri, ia harus berbaur dengan disiplin ilmu lainnya. Nah,
ketika ada kecocokan yang membuat mereka jatuh cinta dan saling mencintai satu
sama lain, bolehlah mereka bersatu sehingga bisa menciptakan anak, menciptakan
disiplin imu yang baru. Inilah cocoklogi.
Bagaimana dengan cinta ? tentu saja kalian harus mencari
pasangan yang benar-benar bisa membimbing kamu menuju jalan yang lurus, jalan
untuk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di ranjang. Tentunya kita
harus menggunakan cocoklogi agar bisa mendapatkan pasangan yang benar-benar
cocok. Tanpa cocoklogi, cintamu akan berakhir dengan brutal. Tanpa cocoklogi,
kisah asmaramu hanyalah hanyutan sampah di kali Ciliwung. Kecocokan dalam
sebuah hubungan adalah hal yang fundamental. Cocoklogi untuk cinta, begitu
diperlukan.
Karena itu jangan heran terjadi banyak kasus perceraian di
kalangan selebritis. Mereka tidak menggunakan cocoklogi sebagai dasar untuk
memilih pasangan sehidup semati. Saya tidak bisa membayangkan jika cocoklogi
benar-benar dibenci oleh seluruh umat manusia di dunia. Kemungkinan besar akan
terjadi konflik rumah tangga yang begitu hebat. Kita harusnya belajar kepada Aa
Gym yang dengan elegan dan tidak ragu menggunakan cocoklogi untuk menaklukan
dua hati perempuan yang anggun. Tidak ada cocoklogi adalah tidak ada cinta.
Inilah yang membuat saya bertanya-tanya dalam hati. Kenapa
banyak orang yang memandang rendah cocoklogi ? Padahal setiap ilmu sains dan
sosial sering menggunakan cocoklogi secara berjamaah. Tidak ada ilmu yang tidak
cocoklogi. Mereka asyik mencocokan antara teori dengan fakta, mereka asyik
menjodohkan antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya. Dengan cocoklogi
pulalah kita bisa hidup. Aku bercocoklogi, maka aku ada.
Dengan demikian, para pemikir konspiratif sebenarnya tidak
salah menganggap gambar Hello Kitty dengan pose menutup satu matanya dianggap
sebagai propaganda kaum Mason dalam sebuah sempak, karena teori mereka
mengatakan bahwa pada dasarnya symbol mata satu dan segitiga adalah Freemason.
Hal inilah yang mereka anggap bahwa sempak itu adalah proganda Mason, sebab ada
kesesuaian antara teori dengan fakta. Inilah cara berpikir mereka. Makanya
jangan terlalu stress mikirin orang-orang kayak gini. Jika tidak setuju,
kritik! Tapi jangan bawa-bawa cocoklogi, karena kamu pun sering cocoklogi.
Demikian pula dengan kaum agamawan yang sering mencomot ayat
untuk mencocokannya dengan fakta sains. Mereka menganggap bahwa ayat-ayat Suci
itu sebagai petunjuk, ketika itu tejadi eh ternyata ada kesamaan antara
petunjuk itu dengan sains. Ini memang cocoklogi radikal, tapi kamu jangan
menyalahkan cocokloginya, salahkanlah cara berpikirnya. Jika kamu menyalahkan
cocokloginya, berarti kamu akan jomblo selamanya, karena cinta tanpa cocoklogi
adalah Jones, JOmblo ngeNES!
Hidup Cocoklogi!
bagus... bagus... tulisan yang keren! memang kita kebanyakan sekarang ini ngga paham arti istilah cocoklogi, tapi berani mengatakan sesuatu cocoklogi. padahal semua yang ada itu adalah hasil cocoklogi (y). Otak manusia itu kan hanya bisa mengolah informasi yang masuk kemudian menghasilkan yang baru. sama sekali ngga bisa menciptakan dari sesuatu yang sama sekali tidak ada menjadi ada
ReplyDelete