Dari Wanita, Semua Alegori Kehidupan Tercipta



Ada banyak penyair, sastrawan, dan penulis yang terinspirasi oleh wanita yang dicintainya. Anda boleh tengok si idealis Zainuddin yang menempatkan Hayati sebagai ‘permata’ inspirasinya. Dan tentu saja, Beatrice Portinari menjadi ilham bagi Divine Comedy-nya Dante. Bahkan manusia biasa yang tak pernah belajar sastra apalagi syair sekalipun akan menjadi penulis sajak yang indah ketika dirinya benar-benar jatuh cinta. Demikian, dari wanita, semua alegori kehidupan tercipta.

Jujur saja, wanita, terutama kamu, iya kamu, bagi saya, adalah pembuka horizon dalam menanggapi kompleksitas kehidupan menjadi tenun mozaik indah yang dihiasi dengan syukur. Meskipun bersandar di pundaknya adalah ketidakmungkinan, tetapi bisa berkenalan dengannya saja merupakan hadiah doa terbesar saya yang diberikan Tuhan. Tak tahu mengapa, alegori yang konon sulit untuk dituliskan oleh kebanyakan orang, seperti mengalir deras begitu saja tanpa bendungan ketika mengingat kamu, iyaa kamu…

Akan tetapi sialnya ketika sajak-sajak indah atau syair-syair merdu serta alegori yang mengalun memuji sang pujaan, kata “Lebay” selalu saja bersemayam tanpa izin. Seolah-olah lebay adalah sinonim dari kata bohong. Seakan lebay hanyalah bentuk retorika paling katro untuk mengelabui wanita. Dengan kata lain, lebay adalah modus, modus adalah lebay. Padahal kita tahu bahwa lebay bukanlah dosa besar yang mesti masuk ruang purgatori.

Jika semua kata harus seirama dengan semua risalah sains dan agama, maka kehidupan di dunia ini tak ubahnya di neraka sebelum di neraka yang sesungguhnya. Kehidupan akan congkak, membosankan, kaku dan rigid. Semua lagu dan syair akan terasa garing. Alunan biola dan harva mungkin akan kehilangan pesonanya. Dunia hanya diisi oleh angka dan hal-hal yang pasti. Normative. Datar. Kata-kata manis yang memarkan majas alegori indah sebagai bentuk paling menohok untuk mengekspresikan kekagumannya, akan dianggap lebay. Pada titik tertentu akan dikatakan alay.

Ketika saya diposisikan sebagai orang lebay, saya mengalami euforia, tetapi juga sekaligus aporia. Yaa, Saya ingin menyebut ini semua sebagai tegangan antara euforia dan aporia. Euporia karena saya telah mengeluarkan seluruh majas alegori indah yang ingin disampaikan, dan aporia karena saya seperti gagal meraih sesuatu yang penuh, sempurna dan koheren, sebab semua kata-kata manis hanya dipandang “lebay” semata.

Tapi lupakanlah tentang peliknya disebut sebagai manusia paruh penjaja lebay. Ya, meskipun pemberian cap lebay menjurus negative, sehingga sebagian penduduk bumi yang tidak pernah merasakan kapas-kapas jatuh cinta ingin melenyapkannya, tetap saja bagi penjaja syair, puisi dan sajak, wanita adalah sumber alegori dari semua gugusan ciptaan Tuhan.

Persetan dengan cap lebay. Sajak harus tetap berjalan. Sastra tidak boleh diam. Dan sebanyak apapun kamu bilang aku lebay, aku akan terus memuat kata-kata epik tentang kamu. Lebay boleh, bego jangan. Aakss aku lelaaah.

PS: Tulisan teraneh yang pernah aing tulis. Rapopo. Gaje boleh, bego jangan!!!!


2 comments:

  1. jatuh cinta bikin bego.


    mampir blogku dong, baru ni
    http://tulisannajmuddin.blogspot.co.id/2017/02/menyingkirkan-duri-dari-jalan-upgrade.html

    ReplyDelete