Rocky Gerung Pembela Agama Allah

Saya juga bingung kenapa tetiba Rocky Gerung digambarkan sebagai sosok pembela Islam hanya karena sering mengkritik penguasa. Padahal dirinya sendiri tidak pernah berjuang atas nama Islam, tapi oleh mantan pendeta asal Manado bilang—kurang lebih seperti ini—“Rocky itu agamanya kafir tapi hatinya Islam, agamanya kafir otaknya Islam. Daripada orang yang mengaku Islam tapi otaknya kafir.” Sekiranya ungkapan ini diteriakan oleh Ulil Abshar Abdala, wah, fatwa darah halal bisa keluar lagi.

Hehehe sekarang memang untuk menilai seseorang apakah Islam atau bukan tidak lagi dilihat dari aspek intesitas ibadah, tapi dari preferensi pilihan politik. Jika Anda rajin membuli penguasa, keimanan dan ketakwaan Anda dipandang baik, begitu sebaliknya. Itulah yang saya dan mungkin kita rasakan.

Rocky hanyalah sosok daging pemuja dialektika. Saat kawan-kawan liberalnya mulai lembek mengkritik penguasa, dirinya tampil sebagai anti tesis mereka dan tak pernah meninggalkan jubah liberalnya. Dia sesungguhnya ingin membetulkan arah perjuangan liberalisme yang dalam bayangannya mulai pudar oleh sosok sok sederhana.

Saya tidak mempermasalahkan sikap Rocky Gerung yang seperti itu, tapi letak masalahnya adalah kita berimajinasi terlalu jauh membayangkan Rocky Gerung sebagai sosok jihadis yang siap berdarah-darah di berbagai simposium demi membela agama Allah.