Persamaan Saya dan Haedar Nashir
Waktu
saya rebahan pagi, saya mendapati berita Haedar Nashir sedang berkunjung ke
luar negeri dalam misinya menyebarkan dakwah Muhammadiyah. Sudah beberapa
negara yang beliau kunjungi.
Di lain
waktu saya rebahan siang, saya kembali mendapati informasi dari grup Whatsapp
keluarga, Haedar Nashir memberikan kata sambutan yang panjang dan padat
referensi di acara Sewindu Madrasah Boarding School Muhammadiyah Al-Furqan di
kecamatan Cibiuk, Garut.
Keesokan harinya saya rebahan sore sambil buka
facebook, foto Haedar Nashir sedang serius membaca sebuah buku di gerbong
kereta api tersebar luas, dan, anehnya, beberapa hari kemudian beliau
menerbitkan buku setebal 308 halaman dengan judul Indonesia dan Keindonesiaan:
Perspektif Sosiologis.
Sewaktu
rebahan malam, saya merenung dan merasa heran. Di tengah kesibukannya menulis
rutin untuk salah satu kolom di Majalah Suara Muhammadiyah, Haedar Nashir masih
sempatnya mengunjungi dan memberikan sambutan mencerahkan dari pelosok Sabang,
perkotaan Jakarta, sampai belantara Merauke.
Di tengah
kesibukannya menyebarkan paham Muhammadiyah ke luar Indonesia, masih sempatnya
beliau membaca dan menulis yang kerap ia lakukan di bandara, pesawat, mobil,
dan kereta api.
Kesibukannya
sebagai ketua umum PP Muhammadiyah yang kerap harus ke luar negeri sampai ke
dalam pelosok negeri, dirinya masih sempat membaca dan menulis untuk buku,
jurnal, dan majalah.
Berkunjung
ke luar negeri, menghadiri acara Muhammadiyah, dan kegiatan literasi merupakan
tiga agenda Haedar Nashir yang silih berganti setiap hari. Setiap waktu beliau
isi dengan sesuatu yang bermanfaat. Karenanya wajar kalau ada orang yang
mengatakan bahwa Haedar Nashir merupakan orang yang sama antara apa yang
dilakukan dengan apa yang ditulis.
Ini jelas
sangat berbeda dengan apa yang sering saya lakukan. Saya lebih sibuk bertengkar
di twitter daripada membaca buku. Saya juga lebih sibuk menghabiskan waktu
dengan bermain Hago, ketimbang menulis konten untuk web santricendekia[dot]com
yang sedang sekarat. Saya bahkan lebih sibuk nonton vlog seorang artis terkenal
dan tanpa mengenal waktu.
Bertengkar
di twitter, bermain game di Hago, dan nonton youtube merupakan tiga kegiatan
saya yang silih berganti setiap harinya. Sehingga apa yang sering saya ributkan
di twitter, tidak selarah dengan apa yang sering saya tonton di youtube.
Tapi di
banyak perbedaan antara saya dan Haedar Nashir, saya masih punya persamaannya
dengan beliau, yaitu: kita sama-sama orang sibuk.
Post a Comment