Nas Daily ke Indonesia



Dia memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan besar yang memberikan gaji sebesar $ 120.000/tahun untuk pergi berpetualang ke seluruh dunia. Lulusan Harvard University ini berpandangan bahwa bekerja hanya mendapatkan uang, tetapi tidak mendapatkan waktu. Untuk itulah saat usianya menginjak 24 tahun, dia memutuskan pergi ke seluruh penjuru dunia, bersilaturahim dengan berbagai jenis manusia, dan secara konsisten membuat video berdurasi 1 menit setiap hari yang diunggah di akun facebooknya: Nas Daily.

Nusair Yassin adalah orang di balik akun Nas Daily. Yassin bukanlah seorang vlogger murahan seperti yang lazim kita temui di youtube. Video-video singkat yang diunggahnya unik, disampaikan dengan narasi padat dan cepat mengenai hal-hal menakjubkan yang ditemukannya dalam perjalannya ke berbagai negeri, dari kehidupan sehari-hari, sampai persoalan ekonomi, politik, agama, budaya, alam, yang bisa membuat penontonnya tersenyum, kagum, hingga merasa tercerahkanHingga sampai saat ini dirinya telah membuat 873 video dan telah mengunjungi sebanyak 70 negara termasuk Singapura dan Papua.

Di salah satu segmen di videonya Yassin pernah bercerita tentang mengapa dirinya dapat diterima Harvard University, salah satu universitas terbaik dunia. Dia bukanlah yang terbaik, tetapi hanya orang baik. Yang membuat dirinya dirasa pantas mendapat beasiswa penuh lantaran esainya menguraikan tentang rasa frustasi karena identitas paradoks yang ada pada dirinya, yakni keturunan Arab (Palestina) yang lahir di Israel, sederhananya: orang Islam yang lahir di kawasan Yahudi. Hal tersebut mungkin terjadi karena negara Israel “tiba-tiba” ada di atas tanah Palestina.

“I have passport, but I dont have country”, saya punya pasport tapi tidak memiliki negara, kata Yassin. Ungkapan tersebut menggambarkan dirinya seorang traveller sejati, namun sekaligus boleh jadi pandangan emosionalnya tentang tempat identitas negeri asalnya: Israel. Dengan kata lain dia ingin mengatakan mengapa Israel harus ada. Karena identitasnya yang paradoks itulah, Yassin tidak dapat melakukan kesempatan melawat ke beberapa negara termasuk Indonesia dan Malaysia.

Indonesia dan Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Mereka konsisten secara penuh mendukung kemerdekaan tanah Palestina. Hal tersebut berdampak pada turis yang berpasport Israel, dilarang masuk ke kedua negara tersebut. Karena itu, walaupun Yassin seorang muslim Palestina, tidak pernah memakan babi dan mabuk-mabukan, tetapi bila dirinya memiliki “barang haram” berupa pasport Israel, maka seluruh piranti “keshalehan” yang ada pada dirinya tetap belum dapat masuk ke negara serelijius Indonesia dan Malaysia. Persoalan administrasi yang rumit ini akhirnya membuat Yassin frustasi dan menyerah walau telah berusaha keras untuk masuk dan membuat video di Indonesia.

Kunjungannya ke Singapura beberapa waktu yang lalu diakuinya hanyalah sebagai “transit”, tujuan utama Yassin adalah bertualang di Indonesia. Andaikan suatu saat Yassin sudah dapat ke Indonesia, maka jangan menyarankan dirinya membuat konten video tentang keragaman etnis dan budaya, atau eksotisme alam Indonesia, sebab tema tersebut orang di luar sana telah tahu dan paham. Karena itu, saya menyarankan agar Yassin menyebarkan fakta unik tentang produk asli Nusantara, yakni: kalau makan tidak bisa tanpa nasi, dan kalau boker tidak bisa tanpa jongkok.

That’s one minute, see you tomorrow!


No comments