The Fallacy of Straw Man
Gambar
di atas adalah salah satu contoh terbaik dari percakapan akhir-akhir ini yang bisa
masuk dalam kategori “the fallacy of straw man”. Kata Gus Ulil Abshar Abdala, istilah
“the fallacy of straw man” dibuat untuk menggambarkan bagi suatu kelompok atau
individu yang sering menciptakan musuh khayalan, lalu digebukinya ramai-ramai,
namun mereka tidak sadar kalau yang digebukinya itu hanyalah bayangan yang ada
dalam kepala mereka sendiri.
Orang-orang yang tidak sepakat dengan tagar #2019GantiPresiden
membayangkan Indonesia akan jatuh pada organisasi transnasional, kelompok-kelompok
Radikal akan menguasai Nusantara, pokoknya kalau bukan Nahdliyin yang menang, Indonesia
akan auto-khilafah.
Bayangan seperti ini bukan hanya salah tetapi juga ngawur. Bagaimana
mau jadi khilafah, calon khalifahnya sendiri, Prabowo, dipertanyakan bisa baca
Quran secara fasihhhh. Hhhhhh.
Tapi, ya, memang harus diakui bahwa kesalahan berpikir semacam ini
bisa mengenai siapapun. Apalagi di era socmed seperti ini, penganut “the fallacy of straw man” semakin
berhamburan. Termasuk aku dan kamu. Solusinya hanya satu: minum Tolak
Angin, supaya kamu pinter.
PS: Gambar dari fbnya Salim Suharis.
Post a Comment