Burj Khalifa dan Saya yang hanya 168 cm
Uni Emirat Arab
dalam kurun waktu setengah abad tampaknya boleh membusungkan dada dengan
keberhasilan mereka mengubah semua wilayah bertandusnya menjadi sebuah negara
yang cemerlang. Bahkan, khusus di bidang arsitektur, Dubai sudah menegaskan
kemajuannya dengan membangun sebuah gedung pencakar langit yang masya Allah megahnya.
Burj Khalifa. Menjadi saksi bahwa
seluas apapun padang pasir di Uni Emirat Arab, tidak menjadi tembok untuk
menciptakan mahakarya paling mengagumkan yang pernah diciptakan. Saya yakin suatu
hari nanti, tepatnya 2300 tahun yang akan datang, Burj Khalifa bakal dikenang sebagai artefak
paling menakjubkan yang pernah dibuat umat manusia. Boleh jadi, Burj Khalifa masuk
dalam list 7 keajaiban dunia versi On The Spot dan menjadi tempat keramat baru
bagi para pencari suaka spiritual yang sudah muak dengan agama mainstream.
Saya pikir suatu hari nanti juga akan
ada sebagian dari mereka yang menganggap bahwa arsitektur dari gedung pencakar
langit itu mendapat bantuan Picolo dari planet Namex. Atau mungkin akan ada
anggapan bahwa Burj Khalifa dibangun oleh Nabi Sulaiman yang kemudian hari menjadi
hewan mitologi dari Dubai.
Ah, lupakan omong kosong itu.
Gedung yang resmi dibuka pada tanggal
4 Januari 2010 itu didesign sedemikian rupa sehingga menurut saya hemat saya, Burj
Khalifa adalah karya seni rupa yang maha megah. Terserah Anda mau bilang itu
apa.
Saking tingginya bangunan itu, waktu
berpuasa dibagi menjadi 3 waktu atau 1×160 lantai = tiga kali maghrib = buka
puasa. 53 lantai pertama berbuka puasa terlebih dahulu, 53 lantai kedua berbuka
kemudian, sisanya tidak berbuka. Tidak. Maksud saya berbuka terakhir.
Ayolah, Tuhan tidak sekejam itu. Hal
ini dikarenakan sudut matahari di tiap ketinggian pada Burj Khalifa berbeda
pada waktu yang bersamaan. Nah, bagi Anda yang mempunya iman yang lemah, saya
sarankan untuk sahur di 'top floor' dan berbuka di lantai dasar. Karena itu,
jika ada resepsi Bukber (buka bersama) bersama kawan lama di gedung yang epik itu,
lebih baik di lantai dasar. Bukan apa-apa, saya takut di antara perserta bukber
ada yang kelewat batas untuk segara minum Pocari Sweat.
Begitu tingginya gedung itu, jika di
antara kalian ada yang menganut faham Flat Earth, bisa jadi kalian dapat melihat
gedung 160 lantai itu dari atap rumah Anda, atau bahkan gedung itu dapat
dilirik dari ketinggian toilet Anda, kendati pun Anda sedang modol sambil mencari Pokemon, Burj
Khalifa akan terlihat mentereng. Namun dengan catatan, toilet rumah Anda berada
dalam radius 65 km dari Burj Khalifa dan closetnya setinggi gunung merapi.
Lebih dari itu menurut
beberapa arsitek menilai bahwa ternyata design gedung Burj Khalifa mengadaptasi
bentuk bunga Hymenocallis dari Yunani. Selain karena bentuknya yang sama
menjulang, ternyata bunga Hymenocallis dan Burj Khalifa juga mempunyai
kemiripan lainnya: bisa tumbuh berkembang kemudian berbunga tanpa memakai
pupuk.
Dengan design bunga yang sedikit
mistis namun modern kemudian didaulat sebagai gedung pencakar langit tertinggi
di dunia, maka tidak mengherankan jika Burj Khalifa dilengkapi dengan 54 lift
dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Jadi, kecepatan lift yang ada di
dalam gedung itu setara dengan motor bebek jadul macam TVS XL yang diproduksi
dari India.
Bisa dibayangkan bagaimana bete-nya andaikan lift Burj Khalifa hanya
memiliki kecepatan 10 kilometer per jam seperti motor Vespa LX 150 ie 2v
keluaran 50an yang acap kali mesin dihidupkan, mogok pun datang. Barangkali
orang-orang yang ingin segera ke lantai puncak demi melihat sunset dan sunrise,
harus mendirikan tenda pengungsian serta menyiapkan perbekalan makanan dan
minum untuk bertahan hidup di dalam lift selama tiga hari tiga malam.
Dengan tinggi 828 meter, Burj Khalifa
menjadi symbol bahwa ternyata manusia dapat menyentuh awan. Lalu bagaimana
dengan saya yang hanya 168 cm?
Andai pun Burj Khalifa seorang
manusia normal, maka saya adalah anunya manusia itu.
Post a Comment