Gosip Tetangga Lebih Cepat Daripada Kecepatan Cahaya
Albert Einstein menegaskan
bahwa tak ada partikel yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Bagi
para scientis, kecepatan cahaya adalah konstan, melintas bebas di ruang hampa
tanpa hambatan. kecepatannya mencapai 300.000 km/detik, tidak akan lebih cepat
atau lebih lambat. Oleh karenanya bila memang ada pesawat dengan kecepatan
seperti itu, maka takan pernah ada tubuh manusia yang dapat mentelorir
kecepatan cahaya.
Saat Stephen Hawking berpidato dalam
acara TED yang menegaskan bahwa tidak ada yang lebih luas dan lebih tua dari
alam semesta, saya jadi berpikir biarpun manusia dapat menciptakan pesawat
dengan kecepatan cahaya, tidak cukup singkat untuk manusia menjelajah alam
semesta yang luasnya seperti pahala shalat fajar sebelum shalat subuh.
Pasalnya dalam Oscillation Theory, pengembangan dari teori Big Bang, menyatakan
bahwa jagat raya terbentuk melalui periode mengembang dan menyusut karena
bereaksi dengan hydrogen, sama persis seperti balon yang ditiup dan mengembang.
Karenanya menurut Fred Hoyle, setiap bertambah ruang akibat pengembangan,
selalu diisi oleh materi baru, membentuk banyak galaksi.
Mungkin saat ini manusia hanya mampu
menciptakan benda yang dapat melebihi kecepatan cahaya lewat imajinasi belaka,
kadang mereka menjawantahkannya lewat novel fantasi kontemporer macam Harry Potter atau sebuah film fiksi
ilmiah seperti Star Trek. Dalam film
Star Trek, misalnya, Tachyon Burst adalah partikel subatomik yang mereka
imajinasikan lebih cepat dari kecepatan cahaya. Karenanya hampir mustahil
menciptakan benda yang secepat cahaya kecuali lewat imaji atau campur tangan
Tuhan.
Akan tetapi bukan hal yang mustahil
jika kelak pesawat dengan kecepatan cahaya dapat dibuat oleh umat manusia,
sebab mimpi paling liar manusia primitive saat dahulu kala tak pernah berpikir
tentang adanya pesawat terbang sampai Wright Brothers mengenalkannya kepada
dunia. Yaa memang akan sulit sekali sebab sekarang ini belum ada materi yang
bisa secepat cahaya. Sekali lagi belum ada materi yang bisa secepat cahaya.
Pada tahun 2011, CERN, laboratorium
fisika terbesar dunia yang tak sengaja tenar oleh novelnya Dan Brown Angel and Demon, pernah mengumumkan
bahwa mereka telah merekam partikel-partikel subatomik yang merambat lebih
cepat dari kecepatan cahaya. Namanya Neutrino. Dikutip dari Tempo.co, mereka mengklaim bahwa
neutrino, jenis partikel kecil, dapat merambat lebih cepat sekitar 60 nanodetik atau lebih cepat dari cahaya. Hal ini tentu saja
membuat #TemanEinstein naik pitam sebab apa yang mereka yakini selama satu
abad, dapat mengancam doktrin ‘keimanan’ mereka. Dunia mulai meragukan
keabsahan seorang Einstein.
Akan tetapi pada tahun 2012 tepatnya
di pertengahan bulan Maret, seperti yang dilansir dari Kompas.com, tim peneliti ICARUS
pimpinan Carlo Rubia yang melakukan eksperimen dan riset ulang tentang neutrino
menemukan bahwa neutrino bergerak tak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Sandro
Centro, sebagai juru biacara tim ICARUS, mengungkapkan bahwa kecepatan gerak
neutrino sama dengan kecepatan cahaya, dengan sedikit deviasi.
Temuan dari ICARUS sekali
lagi menegaskan bahwa otak Einstein adalah yang terbaik di abad ke 20 ini. Tak
salah bila Michael Hart menempatkannya di urutan kesepuluh dari 100 orang
paling berpengaruh di dunia, sebab jasanya untuk umat manusia begitu eedaaan
besarnya. Akan tetapi temuan Einstein bukanlah final, sebab karakter sains
terus berubah ketika harus berubah. Ternyata kecepatan cahaya sekarang ini sudah
kalah dengan cepatnya gosip yang tersebar melalui cangkem ibu-ibu saat penjual
sayur pagi hari datang.
Serius. Dengan nalar
sekokoh Ibnu Sina sekalipun, membendung gosip di antara ibu-ibu fangkeh adalah
hal yang mustahil, semustahil kotak itu bulat, dan segitiga itu bersisi empat.
Demikianlah, gosip seringkali hadir sebagai tamu tak diundang namun seringkali
pula kita mempersilakannya masuk begitu saja tanpa sadar. Ikut tenggelam dalam
obrolan, kemudian terpancing untuk membicarakan hal yang sama.
Gosip, terlepas dari
tatanan susila-keagamaan, selalu menggelitik keingintahuan. Karena pada
dasarnya, manusia adalah mahluk yang dibekali ‘curiousity’ atau rasa penasaran yang tinggi, dan fakta bahwa
manusia adalah mahluk sosial, maka tak heran jika memiliki suatu berita,
seringkali ingin secepatnya berbagi dengan orang lain, meskipun tingkat
kefaktaannya masih kabur dan belum jelas. Beginilah gosip bekerja.
Karenanya banyak
orang mengartikan gosip sebagai berita kasak-kusuk yang tidak diketahui
kebenarannya. Biasanya gosip akan berkembang biak dengan sangat cepat, jika
memiliki muatan berita yang erat kaitannya dengan perilaku seseorang yang memiliki
pengaruh besar di masyarakat dan menurut norma-etika di luar kebiasaan umum. Di
sinilah gosip bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya.
Bahan bakar gosip
sebetulnya kata pertama yang seringkali diucap sebelum upacara gosip dimulai: “Jangan
bilang-bilang yaaa.” Tapi setelah itu diceritain lagi ke orang-orang. Bukan
karena perlu diceritakan kepada orang lain, tapi lebih karena dia memiliki info
yang menarik untuk kembali dibicarakan di lain tempat bersama orang yang
berbeda. Akhirnya gosip yang tadinya underground,
sunyi-senyap, merayap dalam bayang-bayang, berevolusi menjadi rahasia umum yang
sudah tak perawan lagi. Demikianlah gosip seperti amoeba, menyebar begitu
cepat.
Apalagi yang
digosipkan ternyata orang yang sangat kita benci, atau orang yang kita elu-elukan,
saya kira kecepatannya bisa mencapai 350.000 km/detik. Gossip seperti inilah
yang seringkali dijadikan sebagai alat pengendali sosial untuk kepentingan
politis.
Namun sayang, gosip
bukan dimensi sains jadi seolah tidak ‘scientific’,
padahal kalau mau dikaji secara laboraturium agar nampak ilmiah—walaupun
terkesan memaksa, akan menghasilkan kesimpulan yang menarik bahwa gosip adalah
partikel paling cepat melebihi kecepatan cahaya.
Cahaya bisa saja
dibendung menjadi kegelapan total, tapi gosip mampu dan bisa masuk kedalam
kegelapan apapun yang tidak bisa diterobos masuk oleh cahaya. Kecepatan gosip
tidak bisa dibendung sampai batas manusia kehilangan nalar kuriositasnya dan ketika
manusia bukan lagi makhluk sosial. Hal inilah yang menjadi pertimbangan saya melahirkan
fakta ilmiah bahwa gosip tetangga lebih cepat daripada apapun, termasuk cahaya.
Post a Comment