Zaskia mengGotik Pancasila


Sebagai penikmat segala jenis goyangan, saya sangat menyayangkan Zaskia Gotik mengatakan 32 Agustus sebagai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia dan bebek nungging sebagai lambang sila kelima Pancasila. Meskipun nada guyon, umat Indonesia tetap memandangnya sebagai bentuk pelecehan, penghinaan.

Kabarnya kasus ini sedang diproses oleh pihak yang bewajib. Jika Neng Zaskia terbukti bersalah, berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, maka ia harus membayar uang sebesar lima kali naik haji ke Arab Saudi: 500 juta rupiah dan dikurung di penjara setara dengan mengejar gelar sarjana: empat sampai lima tahun. Subhanallah

Menurut saya, dalam melihat fenomena ini, kita harus menggunakan apa yang sudah Gus Mul ajarkan: Husnudzan. Karena dengan husnudzanisme-lah kita bisa melihat makna tersirat di balik kesalahan yang tersurat. Zaskia Gotik mungkin ingin agar bangsa Indonesia, yuk rame-rame kembali mendalami Pancasila berikut sejarah Proklamasi Indonesia.

Cara Zaskia Gotik memperlihatkan sisi nasionalismenya hampir mirip dengan cara Gus Dur memperlihatkan sisi keislamannya dulu. Ketika Gus Dur mengganti ‘Assalamualaikum’ dengan ‘selamat pagi’, umat Islam berbondong-bondong kembali membuka turast dan mempelajari makna ‘salam’. Begitu juga dengan Neng Gotik, ia sebetulnya ingin agar anak muda kembali membuka buku sejarah kemerdekaan Indonesia dan Pendidikan Pancasila.

Nah, ketika Neng Zaskia mengatakan lambang sila kelima adalah bebek nungging, ia sebetulnya terinspirasi oleh manusia ter-Jancuk se-alam semesta, Sujiwotejo, yang mengiginkan agar KPI mem-blur-kan dada Pancasila ketika tampil di tv sehingga kita penasaran dengan isi dada Pancasila itu. Ide Zaskia ini menurut saya sangat brilian, karena kami sampai saat ini sangat penasaran dengan isi dada si Sandy dalam kartun Spongebob yang pake bikini dan diblur oleh KPI.

Kelakuan Neng Zaskia juga sebetulnya membantu kepolisaan khususnya si kampret Densus 88. Disaat semua orang menghujat Densus 88 karena dengan bodohnya membunuh warga Klaten yang diduga teroris, ia menciptakan keseimbangan kosmik sehingga pemberitaan di media sedikit teralihkan, tidak satu arah. Tentunya kepolisian akan senang dengan kasus ini, karena mereka tidak lagi menjadi objek bully-an masyarakat Indonesia yang terkenal cerewet itu.

Jika nantinya Neng Zaskia kekeh harus dihukum, maka menurut saya sungguh sangat ironi yang menyakitkan hati. Sebab, alangkah Maha tidak adilnya Negara Indonesia harus menghukum Neng Zaskia sementara mereka-mereka yang jelas-jelas memposisikan diri sebagai musuh Pancasila dibiarkan begitu saja. Hal ini sama saja penegak hukumnya tidak becus dan tidak memahami sila ‘bebek nungging’ yang isi intinya adalah Keadilan.

Suka tidak suka, hal seperti ini akan membandingkan Zaskia Gotik dengan para pembela Khilafah karena mempunyai kasus hukum yang sama: Menghina Pancasila. Namun, seharusnya pihak berwajib melihat ‘kadar’ berbahayanya.


Zaskia Gotik ini seorang penyanyi dangdut yang aduhainya tidak terbantahkan, dia hanya artis biasa yang cukup lebay namun sedikit tertolong karena parasnya yang cantik. Neng Gotik juga bukan Dian Sastro yang pendidikannya tinggi. Ketika Neng Zaskia mengatakan ‘bebek nungging’ pun tidak sedang menjual ideologi tertentu, apalagi mempunyai niatan untuk mendirikan sebuah Negara baru. 

Saya tanya kepada hadirin sekalian: apakah yang seperti ini berbahaya bagi kedaulatan bangsa ? Bagaimana dengan para pemburu Khilafah ? mereka sudah jelas menganggap demokrasi adalah system kufur, Pancasila itu thogut dan Indonesia adalah Negara kafir, kurang apa lagi wahai kepolisian untuk tidak menghukum orang-orang brengsek ini ?

Zaskia Gotik pun sudah minta maaf dengan sangat terbuka kepada publik, ia menyadari kesalahannya bahkan mengakui bahwa dirinya lulusan SD yang menandakan kurangnya pengetahuan dirinya terhadap Pendidikan Pancasila dan sejarah Indonesia. Tapi para pemburu Khilafah bersama al-Mukarom Felix Siauw cs, Masya Allah, sudah sangat kentara menentang Pancasila, bukannya minta maaf, justru mengkafirkan mereka yang tidak sependapat.

Jika Neng Zaskia tidak cukup pintar dalam memahami Pancasila dan sejarah Indonesia, maka cukup diajarkan supaya dia bisa sepintar Roy Suryo dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya. Namun, akan sulit mengajarkan Pancasila dan sejarah Indonesia kepada Felix Siauw cs. Karena bukannya menerima ilmu, malah kamu yang disesat-sesatkan oleh mereka. Karena itulah, berdialog dengan mereka bukan lagi memakai jasa guru, tapi melibatkan aparat.

Kasus Neng Zaskia kita bisa husnudzankan, tapi penghinaan HTI terhadap Pancasila yang tersebar dalam bentuk leaflet, famplet, brosur, buletin Jumat sulit untuk dihusnudzankan bagaimana pun caranya. Karena niatan keduanya berbeda. Neng Zaskia hanya becanda karena kurangnya pengetahuan tentang Pancasila, sementara gerakan Khilafah ini begitu serius menginginkan Pancasila benar-benar tidak ada.

Terakhir, yang sabar yah Neng Zaskia Gotik. Love you :((

4 comments:

  1. jka memang kejadiannya demikian, apakah dari para apparat hokum yang mempermasalahkan ini bahkan sampai membesar-besarkan masalah ini yang menyangkut pautkan dengan hokum positif Indonesia tidak mempertimbangkan secara matang atas anggapannya terhadap kasus Zaskia Gotik...?, tentunya tidak kan, toh para aparatur juga memiliki dalih-dalih tersendiri sehingga menginginkan kasus tersebut harus ditindak lanjuti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditindak oke, betul. Namun akan menjadi ketidakadilan bila tidak menghukum juga mereka yang secara terang-terangan menolak Pancasila..

      Delete